I slam lahir sebagai agama terakhir yang menjadi penyempurna agama-agama samawi sebelumnya. ajaran-ajaran dalam agama Islam menjunjung ti...
Islam lahir sebagai agama terakhir yang menjadi penyempurna agama-agama samawi sebelumnya. ajaran-ajaran dalam agama Islam menjunjung tinggi kebaikan dan rahmat untuk seluruh umat manusia. Segala hal yang berkaitan dengan kehidupan manusia telah diatur dan dijelaskan secara gamblang dalam kita suci Al-Qur'an.
Salah satu ajaran Islam yang termaktub dalam Al-Qur'an dan dicontohkan oleh Rasulullah dalam kesehariannya adalah sikap saling menghormati, menghargai, dan menyayangi sesama umat manusia, terutama kepada sesama muslim. Berkaitan dengan kemajemukansuku, budaya, dan agama di Indonesia, sikap yang diajarkan Islam ini dapat dikatakan sebagai sikap toleransi, yaitu sikap dan perbuatan yang melarang adanya diskriminasi terhadap kelompok-kelompok yang berada, atau tidak dapat diterima oleh mayoritas dalam suatu masyarakat.
Sikap toleransi bagi bangsa Indonesia tentunya sangat diperlukan, demi menjaga kelestarian suku dan budaya di Indonesia, serta dalam menciptakan kehidupan masyarakat yang damai. Tanpa adanya sikap ini maka Indonesia tidak akan henti-hentinya berada dalam ancaman konflik SARA, tidak dapat berkembang menjadi lebih baik, dan selamanya tidak akan menjadi negara maju. Karena individu-individu yang ada di dalamnya hanya sibuk dengan urusan perbedaan-perbedaan yang ada di antara mereka, sehingga mengabaikan persatuan yang menjadi kekuatan negara.
Q.S Al-Kafirun Ayat 1-6
قل يا ايها الكافرون
لا اعبد ما تعبدون
ولا انتم عابدون ما اعبد
ولا انا عابد ما عبدتم
ولا انتم عابدون ما اعبد
لكم دينكم ولي دين
Artinya:Katakanlah (Muhammad), "Wahai orang-orang kafir! Aku tidak akan menyebah apa yang kamu sembah, dan kamu bukan penyebah apa yang aku sembah, dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah, dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah apa yang aku sembah. Untukmu agamamu, dan untukku agamaku. (Q.S Al-Kafirun ayat 1-6)
Kandungan Q.S Al-Kafirun Ayat 1-6
Surat Al-Kafirun ini pada dasarnya menjelaskan kepada manusia bahwa ada perbedaan yang asasi dalam hal yang disembah dan cara beribadah. Jadi, maksud dari ayat ini sesuai dengan asbabun nuzulnya, yang disembah olehku bukanlah batu, dan caranya pun berbeda. Benda yang kusembah itu tidak ada yang menyamai-Nya, tidak berbentuk seperti orang, tidak hanya cinta kepada satu bangsa, dan tidak hanya mencintai seseorang. Sedang sesembahan kalian itu sangat berbeda dengan sifat-sifat Tuhanku.
Ibadahku hanyalah ikhlas karena-Nya, sedang ibadah kalian telah tercampur dengan kemusyrikan dan disertai dengan kealpaan terhadap Allah. Karenanya, ibadah kalian itu pada hakekatnya bukanlah ibadah, tetapi kemusyrikan. Oleh sebab itu ayat terakhir dalam surat ini yang berbunyi: "Bagimu agamamu dan bagiku agamaku" memberi penjelasan bahwa kalian mempunyai balasan atas amal kalian, dan aku pun menerima balasan atas amalanku.
Perilaku Orang yang Mengamalkan Q.S Al-Kafirun Ayat 1-6
Perilaku atau sikap seorang muslim yang mengamalkan ayat ini di antaranya adalah:
- Memiliki kemantapan iman dalam hatinya, sehingga tidak terpengaruh oleh ajakan dan rayuan untuk memeluk dan menganut keyakinan lain.
- Menyakini dengan sepenuhnya bahwa Tuhan yang disembahnya dan agama yang dianutnya adalah yang paling benar dan paling baik baginya.
- Menghormati pemeluk agama dan penganut keyakinan lain.
- Menghargai perbedaan pandangan dengan kelompok Islam yang lainnya.
- Tidak melakukan tindakan atau perbuatan yang tujuannya untuk menganggu penganut agama lain maupun kelompok Islam lain.
Penerapan Q.S Al-Kafirun Ayat 1-6
Di antara contoh penerapan perilaku bertoleransi dan beretika dalam pergaulan di masyarakat berdasarkan Q.S Al-Kafirun ayat 1-6 adalah:
- Menjalankan ibadah sesuai aturan agama dengan sebaik-baiknya.
- Tidak saling mengejek dan mencela penganut agama lain.
- Menghormati penganut agama lain yang sedang merayakan hari besar agamanya.
- Menghormati dan menghargai sesama muslim yang berbeda tata cara ibadahnya.
- Menghormati dan menghargai perbedaan pendapat antar kelompok Islam.
- Tidak menganggap remeh kelompok Islam lain dan penganut agama lain.