S alah satu sifat yang amat berharga dalam kehidupan umat manusia adalah kejujuran dan keadilan. Nabi Muhammad SAW sebagai suri tauladan ...
Salah satu sifat yang amat berharga dalam kehidupan umat manusia adalah kejujuran dan keadilan. Nabi Muhammad SAW sebagai suri tauladan dan pedoman akhlah al-karimah mengajarkan kepada umatnya untuk selalu berkata jujur dan berperilaku adil terhadap sesama uman manusia. Sebagai ramatan lil'alamin, salah satu sifat yang wajib dimiliki soerang utusan Allah adalah siddiq. Dalam perilaku kehidupan sehari-hari sifat siddiq dapat pula diartikan sebagai jujur. Jujur yang dimaksud disini adalah jujur dalam arti yang menyeluruh, yaitu bukan hanya meliputi perkataan atau ucapan semata, namun jujur dalam setiap tindakan dan perilaku dalam kehidupan sehari-hari.
Begitu pula dengan sifat adil, yang merupakan sikap mutlak yang tidak menunjukkan kecondongan terhadap salah satu dari dua perkara. Sikap ini sangatlah diperlukan dalam menjalani kehidupan masyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Q.S An-Nisa Ayat 105
انا انزلنا اليك الكتاب بالحق لتحكم بين الناس بما اراك الله ولا تكن للخائنين خصيما
Artinya:Sungguh, Kami telah menurunkan Kitan Al-Qur'an kepadamu (Muhammad) membawa kebenaran, agar engkau mengadili antara manusia dengan apa yang telah diajarkan Allah kepadamu, dan janganlah engkau menjadi penentang (orang yang tidak bersalah), karena (membela) orang yang berkhianat. (Q.S An-Nisa ayat 105)
Kandungan Q.S An-Nisa Ayat 105
Dalam ayat ini Allah SWT. memerintahkan untuk menjalankan hukum kepada manusia dengan benar dan adil. Keadilan yang dijalankan janganlah berlaku hanya untuk semasa umat muslim saja, akan tetapi juga diberlakukan kepada orang-orang yang berada di luar agama Islam.
Lebih lanjut Allah SWT. memberikan penjelasan tentang bagaimana kita memutuskan satu perkara dengan adil dan benar. Allah mengisyaratkan agar menjadikan Al-Qur'an sebagai pedoman dan rujukan terhadap setiap permasalahan yang dihadapi, agar keputusan yang dihasilkan sesuai dengan tuntunan Allah SWT. Apabila hal tersebut tidak dijumpai dalam Al-Qur'an maka selesaikan dengan cara berijtihad dengan ketentuan dari Allah SWT.
Di akhir ayat, Allah menjelaskan larangan bagi orang yang beriman untuk menentang orang yang tidak membela orang orang yang telah berkhianat. Hal ini merupakan perbuatan zalim, sedangkan Allah sangat membenci perbuatan zalim dan menyukai perbuatan adil.
Perilaku Orang yang Mengamalkan Q.S An-Nisa Ayat 105
Sikap dan perilaku orang yang mengamalkan Q.S An-Nisa ayat 105 yaitu menjadikan Al-Qur'an sebagai pedoman hidup dan penyelesain terhadap permasalahan-permasalahan yang dihadapi. Namun, apabila penyelesain yang dimaksud tidak didapati wakyu Allah SWT maka memperbolehkan berijtihad dalam menyelesaikan perkara tersebut,
Dalam menyelesaikan perkara harus dilakukan dengan cara yang benar, jujur, dan adil, tidak dengan cara membuat fitnah dan kebohongan, walaupun hal tersebut dikemas dalam bahasa yang santun dan menyakinkan. perbuatan fitnah dan kebohongan sangatlah dilarang dalam agama, sebab hal tersebut dapat merugikan orang lain.
Penerapan Q.S An-Nisa Ayat 105
Penerapan terhadap perilaku jujur dan adil dalam Q.S An-Nisa ayat 105 adalah memberikan keterangan yang benar dalam suatu perselisihan yang terjadi. Sebagai seorang saksi haru berkata jujur, apa yang diakatakan sesuai dengan fakta dan kejadian sebenarnya. Janganlah membuat cerita fiktif dan menjadikan seseorang sebagai kambing hitam atau tersangka dalam perkara tersebut. Menjadikan seseorang sebagai korban dari perbuatan yang sebenarnya tidak ia lakukan merupakan perbuatan dosa dan dikategorikan sebagai perbuatan fitnah.
Kepandaian seseorang dalam beragumentasi adalah sebuah anugerah dalam diri seseorang, namun bila berlebihan tersebut digunakan untuk membela yang salah maka hal tersebut sama dengan bersepakat dalam perbuatan dosa, sedangkan Allah telah melarang perbuatan tersebut.